Saturday, May 15, 2010

Bubbling..

Akhir-akhir ini pikiran d kepala lagi penuh.. thinking about my wedding prep, finishing the report for my last job, and again the wedding prep.. it's all so confusing..
Ada bener nya juga yang dikata orang.. kalo lagi persiapan pernikahan, be more patient, hold your tongue and re-think of all the things you want to say, especially when you're in a high temper and lot's of other things. Joining two families is not a simple thing, and both of you, the groom and bride to be are the connectors of the two.. there might be some missunderstanding, mismatched culture, different point of views and lot's of other things that can cause an arguments..
We had that.. and it's not easy.. and both of us has to choose words wisely talking to each others' parents.. not again if you add our own problems..

I bought a wedding magazine today.. and the words from the editor moves me.. I cried reading that.. it's about forgiveness and love..

I think I'm just going to share it here.. and it's in Indonesian..

Letter from Diany
Wedding in Pastel

Halo pembaca,

Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan baik, bahkan Luar Biasa! Saya sendiri, dua bulan ini mengalami hal-hal yang DAHSYAT! Dahsyat prestasi, tapi juga dahsyat emosi. Saya menyesal, dan juga tidak bangga mengakui bahwa dua bulan ini saya ada bertengkar dengan suami, dengan anak, dengan mama. Saya sungguh menyesal, sekaligus menjadi bahan refleksi untuk saya yang ingin saya sharing-kan disini:
"Sadarkah kita bahwa kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai?"

Simak kisah nyata berikut ini:

Fiona: "Yang paling kamu cintai di dunia ini siapa?"
Albert: "Kamu dong!!"
Fiona: "Menurut kamu, aku ini siapa?"
Albert: " (berpikir sejenak lalu menatap Fiona dengan pasti.) Kamu tulang rusukku!!! Karena Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adamdan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati..."

Setelah menikah, pasangan itu mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukkan masing-masing dan kepenatan hidup yang ada. Hidup mereka menjadi membosankan. Mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu menjadi semakin panas. Pada suatu hari pada akhir sebuah pertengkaran, Fiona lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama aku!!" Albert sangat membenci keidakdewasaan Fiona dan secara spontan balik berteriak, "Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!!"

Tiba-tiba Fiona menjadi terdiam dan berdiri terpaku beberapa saat. Albert menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan, tetapi seperti air yang telah tertumpah tidak mngkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Fiona kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi! Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing."

Lima tahun berlalu. Albert tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu kehidupan Fiona. Fiona pernah ke luar negeri tetapi sudah kembali. Dia menikah dengan seorang asing dan bercerai. Albert agak kecewa bahwa Fiona tidak menunggunya kembali. Di tengah malam yang sunyi dia meminum kopinya dan merasakan sakit di hatinya. Tetapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Fiona.

Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat di mana banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas.

Albert: "Apa kabar?"
Fiona: "Baik... Apakah kamu sudah menemukan tulang rusukmu yang hilang?"
Albert: "Belum."
FIona: "Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut. Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telepon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, tidak ada yang berubah. Fiona tersenyum manis, lalu berlalu."

Satu minggu kemudian ternyata FIona adalah salah satu korban menara WTC. Malam itu, sekali lagi Albert mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di hatinya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Fiona, tulang rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya adalah fatal. Seringkali penyesalan itu datang belakangan. Akibatnya setelah kita menyadari kesalahan kita, semua sudah terlambat. Karena itu jagalah dan sayangilah orang yang kita cintai dengan segenap hati. Sebelum mengucapkan sesuatu pikirlah dahulu, apakah kata-kata yang diucapkan akan menyakiti orang yang kau cintai? Kalau iya, sebaiknya jangan diucapkan, karena akan semakin besar resiko kehilangan orang yang dicintai.

Sebaliknya, bagi yang kena lampiasan amarah, ingatlah bahwa itu berarti kita adalah salah satu orang yang paling dicintai orang yang marah itu. Dengan menyadari hal ini, saya harap pengampunan menjadi lebih mudah. Dan bila dalam suatu relasi ada Kasih dan Pengampunan, apakah yang sulit diatasi? Tidak ada. Tidak ada yang mustahil di dalam kasih dan Pengampunan.

Maka dengan semangat Kasih dan Pengampunan, saya ucapkan kepada calon pengantin (maupun pembaca yang sudah menikah): "Selamat menempuh hidup pernikahan yang adventurous yet beautiful..."

Diany P. Chandra

To be honest, I cried reading this.. seringkali aku marah, atau pasangan ku yang marah.. pernah juga sampai teriak-teriak, we lost control. But then, just like Diany said.. most of the times, we regret the angry words we said towards each other..
Kadang-kadang kita bisa menemukan ketidak cocokkan dengan pasangan, namun aku berpikir, this is my commitment, he's the one I choose to be the one I'm going to spend the rest of my life with. I love him for who he is, all his good and bad.

Tentang tulang rusuk seperti yang disebut dalam cerita, aku tidak tahu dan mungkin tidak bisa dengan percaya diri mengatakan "aku tulang rusuk nya". Aku merasa, bahwa itu semua Tuhan lah yang menentukan. Untuk sekarang, aku hanya bisa bilang.. ya, dia pria yang aku cintai dan aku pun berharap dia sama mencintai ku.. sedihnya sedihku, bahagianya pun jadi bahagiaku.. menjadi bagian dalam hidupnya adalah mimpiku..
Aku ingin menjalani semua ini, I'm taking the chances that love is giving me.. and I will not regret every single thing. If this is the plan God has laid for me, what more can I ask beside praying to Him with all gratitude.

I hope God will bless us both & smooth our way towards the marriage.. looking forward for our adventurous & beautiful marriage life soon!!

1 comment:

Angel said...

sebenernya kemaren udah nulis komen panjang lebar di sini tpi dari BB. Dan di BB ga bisa munculin Captcha nya T_T ilang deh kmen gw, hiks


btw, bagus jean moral ceritanya. emang sih gw klo marah2 jg sama orag terdekat. padahal yg salah bukan mereja. tpi melampiaskannya ke mereka. trus menyesal nya baru kemudian deh :( Mesti tahan2 klo marah2. dikontrol.